Bayar PPh Final UMKM 0,5% Harus Tiap Bulan, Tidak Boleh Rapel

Pajak Penghasilan (PPh) final untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi fokus utama dalam regulasi pajak di Indonesia, khususnya dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2022.

PP tersebut mengatur tentang kewajiban pembayaran PPh final UMKM sebesar 0,5% dan mekanisme pembayarannya, baik melalui setoran sendiri maupun pemotongan oleh pihak lain. Dalam artikel ini, akan dibahas secara detail mengenai kewajiban, mekanisme pembayaran, dan pelaporan PPh final UMKM.

Kewajiban Pembayaran PPh Final UMKM

Menurut PP 55/2022, setiap wajib pajak UMKM memiliki kewajiban untuk membayar PPh final sebesar 0,5% dari peredaran bruto yang telah ditentukan. Kewajiban ini berlaku untuk setiap masa pajak yang ada, dan penyetoran dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:

  • Setoran Sendiri
    Wajib pajak UMKM yang memiliki peredaran bruto tertentu dapat melakukan setoran PPh final secara mandiri setiap bulan. Pasal 62 ayat (2) PP 55/2022 menjelaskan bahwa setoran sendiri PPh terutang wajib dilakukan setiap bulan.

  • Pemotongan oleh Pihak Lain
    Selain setoran sendiri, pemotongan atau pemungutan PPh final UMKM juga dapat dilakukan oleh pemotong atau pemungut pajak yang ditunjuk dalam transaksi dengan pihak yang bersangkutan. Pasal 62 PP 55/2022 menjelaskan bahwa pemotongan dilakukan oleh pemotong PPh dalam hal wajib pajak yang bersangkutan melakukan transaksi dengan pihak yang ditunjuk.

Baca juga: Apakah Semua UMKM Kena PPh Final 0,5%?

Mekanisme Pembayaran PPh Final UMKM

Dalam melakukan pembayaran PPh final UMKM, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Pembayaran Tidak Dapat Dirapel
    Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah menegaskan bahwa pembayaran PPh final UMKM tidak dapat dilakukan secara tergabung untuk beberapa masa pajak melalui satu billing. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran harus dilakukan secara terpisah untuk setiap masa pajak.

  • Penyetoran Tepat Waktu
    Penyetoran PPh final UMKM harus dilakukan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setoran sendiri wajib dilakukan setiap bulan, sedangkan pemotongan oleh pihak lain dilakukan dalam transaksi yang bersangkutan.

Anda ingin merencanakan pajak dengan cerdas untuk bisnis Anda? Jangan ragu untuk menghubungi konsultan pajak Denpasar dari TrustTaxConsultant.com. Kami siap membantu UMKM seperti Anda mengoptimalkan kewajiban pajak dan memaksimalkan penghematan. Dengan strategi yang tepat, Anda dapat mengalokasikan dana lebih efisien untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Pelaporan PPh Final UMKM

Wajib pajak UMKM yang telah melakukan penyetoran PPh final UMKM 0,5% tidak memiliki kewajiban untuk melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 164/2023. Namun, PMK 164/2023 memperbolehkan penyetoran pajak tersebut sebagai pengganti SPT Masa PPh.

Pasal 7 ayat (3) PMK 164/2023 menyatakan bahwa UMKM yang wajib melakukan penyetoran PPh juga harus menyampaikan SPT Masa PPh paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Baca juga: Syarat Tarif Pajak UMKM 0,5% yang Berlaku di 2024

Dampak Positif dari Pemenuhan Kewajiban Pajak UMKM

Pemenuhan kewajiban pajak oleh UMKM memiliki dampak positif yang signifikan, antara lain:

  • Peningkatan Pendapatan Negara
    Penerimaan negara dari sektor UMKM akan meningkat, yang selanjutnya dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, dan sektor lain yang membutuhkan dana.

  • Peningkatan Kesejahteraan UMKM
    Melalui pembayaran pajak yang tepat, UMKM dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

  • Peningkatan Kredibilitas UMKM
    UMKM yang patuh terhadap kewajiban pajaknya akan memiliki kredibilitas yang lebih baik di mata investor, mitra usaha, dan konsumen. Hal ini dapat membuka peluang kerjasama dan pengembangan usaha yang lebih luas.

Dengan demikian, kewajiban, mekanisme pembayaran, dan pelaporan PPh final UMKM menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh setiap wajib pajak UMKM. Adanya PP 55/2022 dan PMK 164/2023 sebagai landasan hukum menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan kemudahan dan kepastian dalam pemenuhan kewajiban pajak bagi UMKM.